DHAMIR
(KATA GANTI)
![]() |
MAKALAH
Dipresentasikan Dalam Seminar
Matakuliah Remedial Bahasa Arab
Semester I Kelompok I Tahun
Akademik 2015/2016
Ahad, 19 April
2015
Oleh
Ahmad Ari Suhud
80200214025
Dosen Pemandu:
Prof. Dr. H. Sabaruddin Garancang, M.Ag.
Dr. Munir, M.Ag.
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dinamik, bahasa yang
kaya akan kaidah, struktur, dan kosakata. Selain itu bahasa Arab
merupakan salah satu bahasa tertua di dunia dan memiliki beberapa keutamaan
yakni bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memerlukan penguasaan secara komprehensif
sehingga pemahaman terhadap al-Qur’an dan Hadits dapat dipahami dengan baik.
Adapun diantara ilmu tentang bahasa Arab yang harus kita pelajari adalah nahwu
dan sharaf.
Kedua
ilmu tersebut mempunyai nilai strategis dalam mengkaji ajaran agama Islam.
Seseorang jika ingin menerjemahkan buku-buku yang berbahasa Arab ke dalam
bahasa Indonesia maka harus mempelajari dan
memahami ilmu nahwu dan sharaf secara baik. Jika seseorang tidak
memahami ilmu nahwu dan sharaf maka ketika menterjemahkan buku-buku berbahasa
Arab ke dalam bahasa Indonesia terjadi banyak kesalahan, tentunya ketika banyak
kesalahan dalam menterjemahkan maka akan keliru dalam memahami persoalan agama.
Oleh karena itu mempelajari keduanya adalah sangat penting.
Atas
dasar itulah kemduain karena untuk membaut bahasa arab tidak menjadi seperti
bahasa lain ayng monoton maka salah satu sisi yang akan dibahas dalam makalah
ini bagaimana kemudian bahasa arab memiliki peruabhan kata ganti (Dhomir) sehingga
membuat pembaca tidak menjadi bosan karena menyajikan bacaan yang variatif.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasar dari latar belakang diatas maka pemakalah
menarik beberapa rumusan masalah antara lain:
1.
Apa
pengertian dari Dhamir?
2.
Bagaimana
jenis-jenis dhamir dan bagaimana kedudukannya
didalam kalimat?
BAB
II
PEMBAHASAN
DHAMIR
(Kata Ganti)
Isim dhamir dalam bahasa
Indonesia adalah kata ganti. Kata ganti, sebagaimana kita ketahui ada 3 yaitu kata
ganti orang pertama, kata ganti orang kedua dan kata ganti orang ketiga. Hal
itu juga ada dalam tata bahasa Arab bahkan lebih rinci. Dhamir adalah bentuk kata ganti orang. Kata ganti atau dhamir
memiliki kelompok kata tersendiri yang dalam ilmu nahwu disebut isim mabni yaitu
isim yang tidak dapat berubah baris akhirnya walaupun bermacam-macam amil atau
kata yang mempengaruhinya. Namun demikian kata-kata dhamir ini memiliki
keunikan tersendiri karena dalam penggunaannya memiliki bentuk yang berbeda
tapi maknanya sama.[1]
Sedangkan Muhammad
‘Abdurrahim
‘Adas memberi
defenisi ism damir sebagai berikut:
الضمير اسم معرفة مبني يدل على المتكلم أو المخاطب أو الغائب،
والضمائر هي: هو، هما، هم، هي، هما، هن، أنت، أنتما، أنتم، أنت، أنتما، أنتن، أنا،
نحن.[2]
Damir adalah ism
ma’rifah (hukumnya) mabni yang menunjukkan sipembicara, lawan bicara, dan siobjek bicara. Damir itu ada 14: Dia (1 lk), dia (2 lk), mereka (lk), dia (1 pr), dia (2 pr),
mereka (pr), kamu (1 lk), kamu (2 lk), kalian (lk), kamu (1 pr), kamu (2 pr),
kalian (pr), saya (lk/pr), kami/kita (lk/pr).
Dhamir merupakan isim (kata benda) yang berfungsi untuk
menggantikan penyebutan kata-kata yang banyak dan menempati kata-kata itu
dengan sempurna tanpa merubah makna yang dimaksud.Dhamir (kata ganti
orang) dalam bahasa arab memiliki 14 bentuk. Adapun klasifikasinya sebagai berikut:
1. Kata Ganti orang ketiga (ضمير الغائب)هو، هما، هم، هي، هما، هن،
2. Kata Ganti orang Kedua ( ضمير المخاطب)أنت، أنتما، أنتم، أنت، أنتما، أنتن،
Jadi
kata ganti ضمير (dhamir)
itu terdiri dari tiga criteria yaitu:الغائب ghaib (orang ketiga), المخاطب mukhatab (orang kedua) dan المتكلمmutakallim (pembicara).
Selain itu ada juga perbedaan gendernya yaitu laki-laki dan perempuan serta jumlah
yaitu mufrod (tunggal) dan, mutsanna (ganda) dan jamak
(plural).
Dhamir terbagi 2, dhamir bariz (بارز) dan dhamir mustatir (مستتر). Dhamir bariz adalah dhamir yang Nampak atau punya bentuk (wujud) dalam lafaz, sedangkan mustatir adalah yang tersembunyi atau tidak punya bentuk (wujud) dalam lafaz.[4] Kedua bagian dhamir ini masing-masing terbagi
lagi dalam beberapa bagian.
A. Dhamir Bariz
Dhamir Bariz ada 2 macam, bariz munfasil dan bariz muttasil. Al-Gulayaini dalam
Jami’ al-Durus memberi defenisi dan contoh masing-masing sebagai
berikut:
الضمير المنفصل: ما يصح الابتداء به، كما يصح وقوعه بعد (إلا) على كل
حالكأنا من قولك: (أنا مجتهد، وما اجتهد إلا أنا).[5]
الضمير المتصل: ما لا يبتدأ به ولا يقع بعد (إلا) إلا في ضرورة الشعر كالتاء
والكاف من (أكرمتُكَ)، فلا يقال: (ما أكرمتُ إلاّكَ) وقد ورد في الشعر ضرورة، كما
قال الشاعر: وما علينا إذا ما كنتِ جارتنا ألا يجاورنا إلاكِ دَيَّارٌ.[6]
Dhamir
bariz munfasil
adalah dhamir yang bisa terletak
di awal kalimat dan bisa diletakkan setelah kata إلا. dalam setiap keadaan, seperti kata أنا dalam contoh kalimat: (أنا مجتهد، وما
اجتهد إلا أنا). Adapun damir
bariz muttasil adalah damir yang tidak bisa diletakkan di awal kalimat atau setelah إلا kecuali untuk kepentingan syair.
Para
ulama nahwu kembali membagi keduanya ini dalam beberapa bagian. ‘Abduh
al-Rajihi dalam bukunya Al-Tatbiq Al-Nahwi membagi
sebagai berikut:
1.
Dhamir Munfasil
Dhamir Munfasil bisa berada pada posisi rafa’ atau nasb dan tidak
pada posisi jarr.[7]
Posisi rafa’ dimaksud bisa sebagai mubtada’, khabar, fa’il, naib
al-fa’il (kedua terakhir setelah إلاatau إنما) sedangkan nasb sebagai maf’ul bih muqaddam.
a.
Rafa’ dimana dhamir berfungsi
sebgai subjek yaitu diantaranya
هو، هما، هم، هي، هما، هن (للغائب)
أنت، أنتما، أنتم، أنت، أنتما، أنتن (للمخاطب)
أنا، نحن (للمتكلم)[8]
Contoh dalam kalimat : هو
أستاذ في المدرسة (huwa ustadzun fii al madrosati) “artinya
dia adalah seorang guru disekolah”.
Jadi kata gantinya berupa هو
(huwa) meruapakan kata ganti orang ketiga tunggal ضمير الغائب (dhamir ghaib) maskulin (laki-laki) yang
mana kedudukannya sebagi subjek.
b.
Nashob dimana dhamir berfungsi
sebagai objek yaitu kata (إيا) yang
harus diikuti tanda (dhamir) yang menunjukkan siapa yang dimaksud.
إياي-إيانا-إياك- إياكما- إياكم- إياك- إياكما- إياكن- إياه- إياهما-
إياهم- إياها- إياهما- إياهن
Contoh dalam kalimat اياك نعبد و اياك نستعين (iyyaka na’budu wa iyyaka nasthoin)
artinya “hanya kepadaMulah kami menyembah dan hanya kepadaMulah kami memohon
pertolongan” . Jadi kata
gantinya berupa كka yaitu yang
menunjukkan kata ganti orang kedua tunggal maskulin yang mana kedudukannya
sebagai objek.
2. Dhamir Muttasil
Dhamir muttasil adalah dhamir yang bersambung dengan akhir kata baik itu ism, fi’il
atau harf dan bisa berada pada posisi rafa’, nasb atau jarr.[9] Dhamir
muttasil merupakan kata
ganti yang penulisannya bersambung dengan kata lain atau tidak bisa berdiri
sendiri . damir muttasil ada 9 jenis ta تاء ” – naa نا –wawu واو -
alif الف-nun نون – kafya كاف – ha هاء –ya ي
dan haa ها .
Dhamir muttasil terdapat pada fi’il madhi (kata kerja lampau) fi’il
mudhari’ (kata kerja sekarang) dan fi’il amar (kata perintah) dan
kalimat kepemilikan (Possesive pronoun)
Dilihat dari segi fungsinya dhamir muttasil dibagi menjadi 3 yaitu:
1)
Rafa’ dimana kata
ganti orang berfungsi sebagai subjek in terjadi pada kata kerja yang sedang
dikerjakan (fi’il mudhari) dan kata
perintah (fi’il amar). Contohnya يكتبان
الطالبان بالقلم (Yaktubaani at
thoolibaani bi al-qolami) dua
siswa laki laki sedang menulis dengan pena, pada kalimat tersebut kata ganti
yang menunjukkan orang kedua jumlahnya dua dan berjenis laki-laki serta
berfungsi sebagai subjek.
2)
Nashob dimana dhamir
berfungsi sebagai objek. Contohnya ketika kata ganti digabungkan dengan kata
kerja lampau (fi’il maadhi) dan kata ganti digabung dengan preposisi
atau katadepan (kharful jar) seperti نصره(Noshorohu) artinya laki laki telah menolongnya. Kata gantinya yaitu berupaه (Hu) yang mana
menunjukkan orang ketiga tunggal laki laki dan kedudukannya sebagai objek.
3)
Jar dimana dhamir berfungsi sebagai sifat (adjective). Contohnya :
ketika kata ganti digabungkan kata benda sehingga menunjukkan kepemilikan
seperti كتابها(kitabuhaa)
artinya bukunya (dia perempuan satu)
jadi kata gantinya berupa ها(haa)
yang mana menunjukkan kata ganti
orang ke III tunggal dan berjenis kelamin perempuan.
a). Kata ganti berfungsi sebagai objek ketika digabungkan dengan kharfu jar
(preposisi), contohnya آليك (ilaika) artinya kepadamu, kata gantinya berupa ك(Ka) yang menunjukkan arti orang keII tunggal
laki-laki.
b). kataganti yang menunjukkan arti kepemilikan
(possessive pronoun) yaitu ketika kata ganti orang digabungkan dengan kata
benda(isim)dan disebut dengan susunan Idhofa (frase) sehingga menunjukkan
arti kepemilikan, contohnya: قلمهاqolamuhaa artinya penanya. Kata gantinya berupa dhomir ها(haa) yang menunjukkan arti orang ketiga tunggal perempuan. Alilmulahufawaaiduhu[10] “artinya ilmu itu memiliki manfaat“
B.
Dhamir Mustatir
Dhamir mustatir
yaitu kata ganti yang tidak terlihat atau tidak tampak tetapi bermakna Dhamir mustatir terbagi 2, mustatir jawazan[11]
dan mustatir wujuban[12].
Apabila menunjukkan dhamir gaib maka dinamakan mustatir jawazan dan apabila menunjukkan dhamir hadir (mutakallim/mukhatab)
dinamakan mustatir wujuban.[13]
1. Wujuban (Nampak), yaitu kata ganti yang ada pada beberapa keadaan sebagai
beirkut:
a.
Ketika kata ganti orang berada pada kata kerja yang sedang
dilakukan (fi’il mudhori) yang berupa kata ganti orang pertama mutakallim
(orang yang berbicara) Contohnya أقرأ
aqrou artinya saya sedang membaca, jadi kata gantinya berupa saya dengan
wujud hamzah (أ)
b.
Ketika kata ganti orang berada pada kata kerja perintah (fi’il
amar) yang berupa kata ganti orangke II mukhatab contohnya : أكتبuktub artinya tulislah, jadi kata gantinya berupa أنت
anta artinya kamu tunggal laki-laki
Ada
pengecualian yakni dhamir هو (huwa)
ketika kata ganti orang berada pada kata yang menunjukkan ta’jub
(kata interjektif) contohnya ماأجمل البدر(maa ajmala al badru) artinya alangkah indahnya bulan itu, jadi kata gantinya berupa
هو (huwa) artinya dia
berjenis kata benda laki-laki dan tunggal yang berada dalam kata yang
menunjukkan takjub. Ada beberapa pendapat dari ulama Nahwu bahwa damir gaib bisa
menjadi damir mustatir wujuban, diantaranya yang populer adalah damir
هو
sebagai fail pada bab al-ta’ajjub dengan bentuk (ما أفعل) contohnya: ما أكرم العربي, sebagai fail dari fi’ilنعم dengan syarat ism yang dijelaskan adalah ism nakirah contohnya:
نعم قائدا خالد,
dan sebagai fa’il dari fi’il-fi’ilistisna (خلا وعدا وحاش) contohnya: (جاء الناس خلا زيدا).
Hal ini
sebagaimana kita ketahui bahwa ada kaidah yang mengatakan: لكل قاعدة استثناء artinya pada setiap kaidah ada (saja)
pengecualian.
2. Jawaz (tidak Nampak atau tersembunyi). Kata ganti orang terdapat pada
kata kerja yang sedang dilakukan yaitu pada kata ganti orang ketiga tunggal baik
laki-laki (ghaaib) maupun perempuan (ghaaibah) contohnya:كتب (kataba) artinya
dia laki-laki sedang meulis كتبت (katabat)
artinya dia perempuan sedang menulis, jadi kata gantinya tersembunyi tetapi
memilki arti didalam bahasa arab disebut muqoddar.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas berikut pemakalah
dapat menarik beberapa kesimpulan diantaranya:
1.
Dhamir itu terbagi menjadi 14 yaitu
هو و هما و هم و هي و هما و هن و أنت و أنتما و أنتم و أنت و أنتما و
أنتن و أنا و نحن
2.
Dhamir (Kata
ganti ) ditunjukkan untuk kata ganti orang ketiga (ghaib atau ghaibah), orang
kedua (mukhatab atau mukhatabah) dan orang pertama mutakallim
3.
Dhamir (Kata
ganti)
menunjukkan jenis laki-laki dan perempuan dan jumlah (tunggal, double atau
plural).
4.
Dhamir munfashil adalah kata ganti yang tidak bersambung dengan kata
yang lainnya posisinya bisa berposisi sebagai rafa maupun nashob.
5.
Dhamir muntassil adalah dhamir yang bersambung dengan kata yang lainnya
dapat berposisi sebagai rafa, nashob dan jar.
6.
Dhamir mustatir
adalah dhamir yang tersembuny i
atau tidak disebut dalam kalimat namun memiliki arti inni dibagimenjadi dua ada
yang berbentuk dhamir Jawazan dan ada yang dhamir Wujuban.
DAFTAR PUSTAKA
Abduh
al-Rajihi, Al-Tatbiq al-Nahwi Beirut: Dar al-Nahdah al-‘Arabiyyah, 1405 H
Adas, Muhammad
‘Abdurrahim ‘, Al-Wadih fi Qawaid al-Nahwi wa al-Sarfi, Cet. I; Oman:
Dar Majdalawi, 1990.
Ahmad Hasyim, ‘Ali Sultan, dan Hasan al-Sya‘ir, Muzakkarat
al-Nahwi t.t: t.p, 1410H.
Al-Gulayaini, Mustafa, Jami’ al-Durus
al-‘Arabiyyah, Juz I Cet. XXIX; Beirut: Al-Maktabah al-‘Asriyyah, 1994 M/1415 H
Arra’ini
, Syekh
Syamsuddin Muhammad Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammimah Ajurumiyah terj.
Moch Anwar & Anwar Abu Bakar, Bandung : Sinar baru Algesindo. 2013
Baalbaki, Rohi. Al-Mawrid: A Modern Arabic-English Dictionary. Cet.
VII; Beirut-Lebanon: Dar el-‘Ilm Lilmalayin, 1995.
Hamid , Muhammad Muhhyidin Abdul ,
At-Tuhfa As-Saniyah (syarah Ajjurumiyah).
Trjh. Abu Abdillah Salim bin Subaid.,Tegal :Ash-Shaf media, 2008.
Fuad Ni’mah, mulakhkhas Qawaid Al-lughah Al ‘arabiyah. Beirut: Daruh
as-tsaqafah Al Islamiyah, tth.
Rappe, Kaidah Perubahan Kata-Kata dalam Bahasa Arab
Makassar : Alauddin University Press, 2012.
Salsabilah, Abu Hilya. Empat Langkah Membaca
dan Menerjemahkan KitabGundul: Metode Assakiy., Bekasi: Penerbit Ukhuwatuna.
2012
[1] Rappe, Kaidah Perubahan Kata-Kata dalam bahasa Arab (Makassar :
Alauddin University Press, 2012) h. 77.
[2]Muhammad
‘Abdurrahim ‘Adas, Al-Wadih fi Qawaid al-Nahwi wa al-Sarfi (Cet. I;
Oman: Dar Majdalawi, 1990), h. 65.
[3] Muhammad Muhhyidin Abdul Hamid, At-Tuhfa As-Saniyah
(syarah Ajjurumiyah). Trjh. Abu AbdillahSalim bin Subaid (Tegal :
Ash-Shafmedia, 2008), h. 177-179
[5] Mustafa al-Gulayaini, Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, Juz I (Cet. XXIX; Beirut: Al-Maktabah al-‘Asriyyah, 1994 M/1415 H), h. 119.
[8]Abu Hilya Salsabilah., Empat Langkah Membaca dan Menerjemahkan Kitab Gundul:
Metode Assakiy.,(Bekasi : Penerbit Ukhuwatuna. 2012) h.234
[9]Abduh
al-Rajihi, Al-Tatbiq al-Nahwi., h. 37.
[10]Fuad Ni’mah, mulakhkhas Qawaid Al- lughah Al ‘arabiyah. Beirut: Daruh
as-tsaqafah Al Islamiyah, tth. h.116
[11]Rohi Baalbaki,Al-Mawrid:
A Modern Arabic-English Dictionary.( Cet. VII;
Beirut-Lebanon: Dar el-‘Ilm Lilmalayin. 1995).,h. 438.
[12]SyekhSyamsuddin Muhammad Arra’ini Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammimah Ajurumiyah
terj.Moch Anwar & Anwar Abu Bakar, (Bandung :Sinar baru Algesindo. 2013).,
h.80.
Karya ilmiahnya tentang Dhomir (kata ganti) sangat bagus. Saya minta izin mengcopinya. Terima kasih sangat bermanfaat.
BalasHapusجزاك الله خير الجزء
BalasHapusJazaakumullah khairan
BalasHapus