ISTILAH-ISTILAH DAN ASAS-ASAS MANAJEMEN MENURUT AL-QUR’AN
![]() |
MAKALAH
Dipresentasikan Dalam Seminar
Matakuliah Manajemen Pendidikan Islam
Semester II Tahun Akademik 2015/2016
Oleh:
Ahmad Ari Suhud
NIM: 80200214025
Nurbiah
NIM: 80200214035
Dosen Pemandu:
Dr.
H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd.
Dr.
Muljono Damopolii, M.Ag
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2016
ISTILAH-ISTILAH
DAN ASAS-ASAS MANJEMEN MENURUT AL-QUR’AN
Oleh:
Ahmad Ari Suhud & Nurbiah
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam sebuah organisasi hal
yang sangat penting adalah manajemen, karena manajemen dapat mengatur hal yang
akan dilakukan oleh semua unsur yang ada dalam organisasi. Manajemen dalam
organisasi pada dasarnya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan
dan pencapaian tujuan melalui pelaksanaan empat fungsi dasar: planning,
organizing, actuating, dan controling dalam penggunaan sumber daya
organisasi. Oleh karena itu aplikasi manajemen organisai hakikatnya adalah amal
perbuatan sumber daya manusia organisasi yang bersangkutan.
Berkenaan dengan hal itu,
al-qur’an telah menggariskan bahwa amal perbuatan manusia harus berorientasi bagi
pencapaian ridha Allah SWT. Untuk mencapai ridha Allah tersebut harus
berdasarkan niat yang ikhlas dan cara/usaha yang sesuai dengan hukum syariat
Islam.
Dengan demikian, keberadaan
manajemen yang dilandasi dengan nilai-nilai al-qur’an dalam sebuah organisasi
harus dipandang pula sebagai suatu sarana untuk memudahkan implementasi Islam
dalam kegiatan organisasi. Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada
difungsikannya Islam sebagai kaidah berfikir dan kaidah amal dalam seluruh
kegiatan organisasi. Nilai-nilai Islam inilah sesungguhnya yang menjadi nilai
utama organisasi.
Oleh karena itu, dalam makalah
ini penyusun akan mengkaji manajemen yang sesuai dengan nilai-nilai al-Qur’an
baik dari sisi istilah manajemen maupun dari asas-asas manajemen.
B. Rumursan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
yang menjadi permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana
dinamika istilah manajemen menurut al-Qur’an?
2. Bagaimana ragam asas
manajemen menurut al-Qur’an?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini dimaksudkan untuk:
1. Mengetahui
dinamika istilah manajemen menurut al-Qur’an.
2. Memetakan ragam asas
manajemen menurut al-Qur’an.
II. PEMBAHASAN
A. Dinamika Istilah Manajemen Menurut Al-Qur’an
Manajemen dapat diartikan sebagai seni
mengatur untuk memperoleh tujuan. Menurut Ricky W. Griffin manajemen berarti
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.[1]
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi,
dan sesuai dengan jadwal.
Ramayulis menyatakan pengertian yang sama
dengan hakikat manajemen dalam bahasa arab adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan deviasi dari kata dabbara (mengatur),[2]
Namun, menurut Yunus dalam Syafaruddin lebih rinci lagi yakni kata yudabbiru
diartikan mengarahkan, mengelola, melaksanakan, menjalankan, mengatur atau
mengurusi. Asal kata dari dabbara artinya mengaturkan dan mudabbir artinya
orang yang pandai mengatur atau pengatur dan mudabbar artinya yang
diatur. [3]
Kata
dabbara dan sejenisnya setidaknya ditemukan sebanyak 4 kali di dalam ayat–ayat al Qur’an seperti firman Allah
dalam QS Yunus/10: 3.
إِنَّ
رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ
ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا
مِنۢ بَعۡدِ إِذۡنِهِۦۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ أَفَلَا
تَذَكَّرُونَ ٣
Terjemahnya:
Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas ´Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada
seorangpun yang akan memberi syafa´at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang
demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak
mengambil pelajaran.[4]
Sejalan
dengan ayat di atas
QS Yunus/10: 31
قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ
ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَمَن يُخۡرِجُ
ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ
ٱلۡأَمۡرَۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُۚ فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٣١
Terjemahnya:
Katakanlah:
"Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah
yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan
menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa
kepada-Nya)?"[5]
demikian pula dalam QS al-Rad/13: 2.
ٱللَّهُ ٱلَّذِي رَفَعَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ
بِغَيۡرِ عَمَدٖ تَرَوۡنَهَاۖ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمۡسَ
وَٱلۡقَمَرَۖ كُلّٞ يَجۡرِي لِأَجَلٖ مُّسَمّٗىۚ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ يُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ
لَعَلَّكُم بِلِقَآءِ رَبِّكُمۡ تُوقِنُونَ ٢
Terjemahnya:
Allah-lah Yang
meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas ´Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing
beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.[6]
dan QS. al Sajdah/32: 5.
يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ
إِلَى ٱلۡأَرۡضِ ثُمَّ يَعۡرُجُ إِلَيۡهِ فِي يَوۡمٖ كَانَ مِقۡدَارُهُۥٓ أَلۡفَ
سَنَةٖ مِّمَّا تَعُدُّونَ ٥
Terjemahnya:
Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam
satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.[7]
Dari empat ayat di atas terdapat kata yudabbiru al amra yang berarti mengatur urusan.[8]
Dengan begitu, dapatlah
dipahami bahwa manajemen erat kaitannya dengan pengaturan, maka al-Qur’an
secara tegas memberikan informasi bahwa Allah swt. adalah pengatur (manager) yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan
dengan semesta alam.
Istilah managemen dalam al-Quran selain menggunakan kata dabbara,
juga menggunakan kata Idarah. Idarah adalah suatu keadaan timbal balik,
berusaha supaya menaati peraturan yang telah ada.[9]
Idarah dalam pengertian umum adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan manusia
yang berhubungan dengan perencanan dan pengendalian segala sesuatu secara tepat
guna.[10]
Sejalan dengan pendapat di atas
manajemen disebut juga dengan (سياسة- إدارة
– تدبير) yang bersal dari lafadz (ساس – أدار – دبر). Menurut S. Mahmud al-Hawary,m anajemen (al-idarah)
adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari,
kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda
serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses
mengerjakannya.[11]
Dari kata di atas memberi
gambaran bahwa manajemen merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk
mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai pekerjeaannya
masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi fokus utama.
Konsep manajemen dalam al-Qur’an sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan konsep manajemen secara umum. Baik dari pengertiannya
maupun fungsinya, adapun istilah-istilah yang digunakan untuk menggambarkan
fungsi manajemen diantaranya:
1.
(التنخطيط ) Planning
Planning
yaitu perencanaan/gambaran dari sesuatu kegiatan yang akan
datang dengan waktu, metode tertentu[12]
sebagaimana firman Allah QS.
al-Anfal/8: 60
وَأَعِدُّواْ
لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ
عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ
يَعۡلَمُهُمۡۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ
وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ ٦٠
Terjemahnya:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang
Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).[13]
firman Allah QS al-Hasyar/59:
18)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ
ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ١٨
Terjemahannya:
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan [14]
Dari
kedua ayat di atas menggambarkan bahwa Setiap apa yang akan diperbuat oleh
manusia maka ia harus mempertanggung jawabkannya. Agama mengajarkan umatnya
untuk membuat perencanaan yang baik dan terukur, karena setiap pekerjaan akan
menimbulkan sebab dan akibat. Adanya perencanaan yang baik akan menimbulkan
hasil yang baik.
2. (التنظيم) Organizing
Terdapat dua kata
bantu yang terdapat dalam al-Qur’an untuk mempelajari
pengorganisasian ini. Kata tersebut adalah Shaff dan ummat. Kata shaff
ini dengan organisasi. Jadi organisasi menurut analisis kata ini adalah
suatu perkumpulan atau jamaah yang mempunyai
sistem yang teratur dan tertib untuk mencapai tujuan bersama. [15]
Dalam QS. al-Shaff /61: 4 dikemukakan:
إِنَّ
ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِهِۦ صَفّٗا كَأَنَّهُم
بُنۡيَٰنٞ مَّرۡصُوصٞ ٤
Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang
dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.[16]
dan didalam QS
Al-Imran/3:103 Allah berfirman:
وَٱعۡتَصِمُواْ
بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ
عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم
بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ
فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ
تَهۡتَدُونَ ١٠٣
Terjemahnya:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.[17]
Maksud dari kata shaff pada ayat pertama menurut
al-Qurtubi adalah menyuruh masuk dalam sebuah barisan (organisasi) supaya
terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan.[18] Sedangkan
ayat kedua hanya mengisyarakatkan pentingnya kebersamaan (organisasi) dan
larangan bercerai berai didalam suatu ummat. Jadi prinsipnya semua harus
dikerjakan sesuai dengan pengaturan masing-masing baik itu pembagian kerjanya
agar tidak tumpang tindih dalam pelaksanaan tugasnya atau dengan prinsip “ringan
sama dijinjing berat sama dipikul”.
3.
( ااتنسيق) Actuating
Proses manajemen actuating (pengarahan) merupakan
hal yang sangat penting, karena secara langsung berhubungan dengan manusia yang
bersangkutan di dalam prosesnya. Fungsi ini bisa dilakukan jika mempunyai
perencanaan dan struktur organisasi yang matang.
Menurut
G.R. Terry dalam Zidarti actuating adalah usaha untuk menggerakkan semua
anggota-anggota sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan untuk bekerja
dengan ketulusan hati, dan mempunyai gairah untuk mewujudkan tujuan organisasi
yang berdasarkan pada perencanaan serta penggorganisasian yang telah ada[19].
Di
dalam QS. Al Taubah/9: 105 Allah
berfirman:
وَقُلِ
ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ
وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا
كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ١٠٥
Terjemahnya:
Dan Katakanlah:
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan.[20]
Dari
ayat di atas
dapatlah dipahami bahwa dibuthkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama semua
sumber, dan SDM harus dimaksimalkan dan dioptimalkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
4. (الرقابه ) Controlling
Controling dapat didefinisikan
sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan organisasi dan manajemen tercapai.
Dalam Al-Qur’an menyebutkan mengenai mengontrol dan
mengoreksi kepada diri sendiri dan ancaman bagi yang melanggarnya. Yaitu
terdapat pada QS. Al-Tahrim/66: 6 Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ
عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ
وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ٦
Terjemahnya:
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.[21]
Sejalan dengan ayat di atas tentang pengawasan Allah swt. berfirman dalah QS.
Qaf/50: 17-19
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ
وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهِۦ نَفۡسُهُۥۖ وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَيۡهِ مِنۡ
حَبۡلِ ٱلۡوَرِيدِ ١٦ إِذۡ يَتَلَقَّى ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ
قَعِيدٞ ١٧ مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ
إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ ١٨
Artinya: (16). Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya,
dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (17). (yaitu) ketika dua
orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan
yang lain duduk di sebelah kiri. (18). Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.[22]
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Agar
pencapaian tujuan
dapat terlaksana dengan baik maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk
supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit, sehingga dapat diketahu jika
terjadi penyimpangan-penyimpangan sejak dini.
B.
Asas-Asas Manajemen Menurut Al-Qur’an
Manajemen secara umum memiliki beberapa
asas, al-Qur’an mensinyalir beberapa asas-asas manajemen diantaranya:
1. Musyawarah
Musyawarah adalah hal yang
tidak boleh dilupakan oleh seorang leader yang hendak menuntaskan suatu
perkara agar keputusan yang diambil bukan merupakan keputusan keputusan yang egois
dari seorang manager artinya keputusan yang dihasilkan secara
musyawarah. Pada umumnya metode musyawarah melahirkan keputasan yang
matang karena melalui proses yang penuh pertimbangan.
Agama memerintahkan agar semua
urusan itu diputuskan dengan musyawarah. Sebagaimana firman Allah dalam QS.
Asy-Syura/42: 38.
وَٱلَّذِينَ
ٱسۡتَجَابُواْ لِرَبِّهِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَمۡرُهُمۡ شُورَىٰ
بَيۡنَهُمۡ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣٨
Terjemahnya:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada mereka. [23]
Dan dalam QS. Ali-Imran/3: 159
فَبِمَا
رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ
مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ
فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ
١٥٩
Terjemahnya:
Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [24]
Kandungan dari kedua ayat di
atas adalah tuntutan dimana setiap orang
baik itu pemimpin atau bukan sangat dituntut untuk tidak memiliki sifat egois,
akan tetapi setiap permasalahan itu haruslah diselesaikan dengan musyawarah,
contohnya urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan
manajemen politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
2. Efektif dan Efisien
Menurut Wayan Sidarta; “pekerjaan yang efektif ialah
pekerjaan yang memberikan hasil seperti rencana semula, sedangkan pekerjaan
yang efisien adalah pekerjaan yang megeluarkan biaya sesuai dengan rencana
semula atau lebih rendah, yang dimaksud dengan biaya adalah uang, waktu,
tenaga, orang, material, media dan sarana.[25]
Kedua kata efektif dan efisien selalu dipakai bergandengan
dalam manajemen karena manajemen yang efektif saja sangat mungkin terjadinya
pemborosan, sedangkan manajemen yang efisien saja bisa berakibat tidak
tercapainya tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.
Ayat-ayat al-Qur’an yang dapat
dijadikan acuan tentang
efektif adalah
QS. al-Kahfi/18: 103-104.
قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ
أَعۡمَٰلًا ١٠٣ ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُهُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ
يَحۡسَبُونَ أَنَّهُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا ١٠٤
Terjemahannya:
(103). Katakanlah: "Apakah
akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi
perbuatannya? (104). Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam
kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.[26]
Sedangkan tentang efesien Allah swt. berfirman dalam QS
Al-Isra/7: 26-27
وَءَاتِ
ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ
تَبۡذِيرًا ٢٦ إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ
لِرَبِّهِۦ كَفُورٗا ٢٧
Terjemahannya:
(26). Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang
dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (27) Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya.[27]
Dari kedua ayat di atas memberikan gambaran ketika seseorang
akan melakukan suatu pekerjaan maka dia harus mampu melakukannya secara efektif
dan efesien begitupun dalam manajemen yang menjadi salah satu asasnya adalah
efektif dan efesien agar tujuan yang ingin dicapai dan terealisasi secara
sempurna.
3. Kebersamaan
Berlatarbelakang sebagai makhluk sosial, maka manusia di
muka bumi ini membutuhkan pasangan sehingga manusia tidak bisa hidup
sendiri-sendiri, akan tetapi manusia membutukan kebersamaan. Demikian halnya juga
dengan manajemen dalam perspektif Islam yang menuntut kebersamaan walaupun dipisahkan
oleh jurang perbedaan dan berbagai profesi dan tingkatan dalam manajemen.
Perintah
untuk bersatu dan larangan bercerai berai dan permusuhan, sebagai firman Allah
swt. dalam QS. Ali-Imran/3 : 103).
وَٱعۡتَصِمُواْ
بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ
عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم
بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ
فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ
لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ١٠٣
Terjemahannya:
Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. [28]
Dalam QS. At-Taubah/9: 71 Allah SWT juga menyeru kita agar
saling tolong menolong dalam kebaikan agar kebersamaan antara sesama muslim
baik baik dia itu laki-laki atau perempuan.
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ
بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ
وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ
وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ
حَكِيمٞ ٧١
Terjemahannya:
Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [29]
Dari dua ayat di atas mengidentifikasikan betapa pentingnya
kebersamaannya secara tersirat dan pentingnya tolong menolong secara tertulis
dan larangan itu saling bermusuh musuhan. Jadi konsep kebersamaan dalam asas
manajemen menurut al-qur’an merupakan hal yang sangat penting.
Melakukan secara bersama-sama (berjamaah). Berjamaah
sangat diperlukan agar tidak bosan dan asal-asalan, sistim jamaah inilah sistim
khas yang dimiliki oleh ummat islam dan tidak dimiliki oleh ummat lain. [30]
Sebagaimana
firman Allah dalam QS. Al-baqarah/2: 43 sebagai berikut:
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ
وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ ٤٣
Terjemahannya:
Dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta orang-orang yang ruku. [31]
Melakukan secara bersama-sama
(berjamaah). Berjamaah sangat diperlukan agar tidak bosan dan
asal-asalan, sistim jamaah inilah sistim khas yang dimiliki oleh ummat islam
dan tidak dimiliki oleh ummat lain.
Sehubungan
dengan asas-asas manajemen di atas, berikut ini terdapat enam ciri-ciri
manajemen islami sebagaimana yang dikemukakan oleh Effendi.
1. Manajemen
berdasarkan akhlak yang luhur (akhlakul karimah)
2. Manajemen
terbuka
3. Manajemen
yang demokratis
4. Manajemen
berdasarkan ilmiah
5. Manajemen
berdasarkan tolong menolong (ta’awun)
6. Manajemen
berdasarkan perdamaian[32]
III.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah-istilah manajemen menurut
al-qur’an menggunakan kata yudabbiru diartikan mengarahkan,
mengelola, melaksankan, menjalankan, mengatur atau mengurusi. Asal kata dari dabbara
artinya mengaturkan dan mudabbir artinya orang yang pandai mengatur atau
pengatur dan mudabbar artinya yang diatur.
Manajemen disebut pula dengan (سياسة- إدارة
– تدبير) yang bersal dari lafadz (ساس – أدار – دبر). Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (al-idarah)
adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari,
kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda
serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses
mengerjakannya.
Asas-asas manajemen menurut al-qur’an
diantaranya adalah musyawarah, efektif dan efesien dalam setiap aktivitas
pekerjaan dan terkahir asas kebersamaan dimana manajemen tidak akan terlaksana
tanpa adanya kebersamaan antara unsur-unsur yang ada didalam manajemen.
B. SARAN
Berdasarkan
kesimpulan di atas penulis berharap dapat memberikan informasi tentang
asas-asas dan istilah-istilah manajemen menurut al-Qur’an dan kami sangat
mengharapkan agar dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat konstruktif
agar dapat direvisi dan disempurnakan dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Al Munjit Fil Loghat, Darul Masyreq, Beirut,tth.
Arjuna,
Weli, M. Faturrahman, Faturrahman, dan M. Nurul Huda. Pengorganisasian Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits
(Kajian Al-Qur’an Dan Hadits Tematik).
Departemen Agama RI, Al-Qur’an
dan Terjemahnya. Surabaya: Duta Ilmu: 2005.
http://apriansyachtaufik.blogspot.co.id/2009/10/prinsip-dasar-ilmu-manajemen-dalam-al.html. (2 oktober 2015)
Fauzi , Imron, Manajemen
Pendidikan ala Rasulullah, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012.
Effendy,
Mochtar EK. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Islam. Jakarta;
Bhratara Karya Aksara: 1989.
KODI
(Kordinator Da’wah Islam) DKI, Jakarta, Idaarah Masjid, (Management Masjid).
Nawawi, Hadari , Administrasi
Pendidikan, Surabaya, CV. Haji Mas Agung, 1997.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam
Mulia, 2010
Sidarta , Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta,
PT. Bina Aksara, 1999.
Syafaruddin,
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Cet.I; Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Wikipedia
bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, Manajemen, diakses dari http://www.ririsatria.net/category/manajemen-organisasi, (3
Nopember 2015)
Zainarti.
Manajemen Islami Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Iqra’ Volume 08 No.01 Mei,
2014
[1]Wikipedia bahasa
Indonesia, Ensiklopedia Bebas, Manajemen, diakses dari http://www.ririsatria.net/category/manajemen-organisasi, (3 Nopember 2015)
[2]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam
Mulia, 2010).., h. 259
[3]Syafaruddin, Manajemen
Lembaga Pendidikan Isla,. (Cet.I; Jakarta: Ciputat Press, 2005) h. 178
[5]Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.285
[6]Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.336
[7]Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.586
[8]Imron
Fauzi, Manajemen Pendidikan ala
Rasulullah, (Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2012) h. 68
[9]Al Munjit Fil Loghat,
Darul Masyreq, Beirut,tth. hal.229.
[10]KODI (Kordinator
Da’wah Islam) DKI, Jakarta, Idaarah Masjid, (Management Masjid), hal.12
[11]Zainarti. Manajemen
Islami Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Iqra’ Volume 08 No.01 Mei, 2014, h. 49
[13]Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.249
[14]Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.799
[15]Zainarti. Manajemen
Islami Perspektif Al-Qur’an, h. 51
[16]Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.805
[17]Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.79
[18]Weli Arjuna, M. Faturrahman, Faturrahman, dan M. Nurul Huda.
Pengorganisasian
Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits (Kajian Al-Qur’an Dan Hadits Tematik). Jurnal, h. 4-5
[23]Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.699
[24]Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.90
[32] Mochtar Effendy EK. Manajemen suatu
pendekatan berdasarkan islam, (Jakarta; Bhratara Karya Aksara:1989) h. 28
terima kasih atas ilmunya
BalasHapus