Minggu, 10 April 2016

ISTILAH-ISTILAH DAN ASAS-ASAS MANAJEMEN MENURUT AL-QUR’AN



ISTILAH-ISTILAH  DAN ASAS-ASAS MANAJEMEN MENURUT AL-QUR’AN



 











MAKALAH
Dipresentasikan Dalam Seminar Matakuliah Manajemen Pendidikan Islam
Semester II Tahun Akademik 2015/2016

Oleh:

Ahmad Ari Suhud
NIM: 80200214025

Nurbiah
NIM: 80200214035


Dosen Pemandu:


Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd.
Dr. Muljono Damopolii, M.Ag


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2016






ISTILAH-ISTILAH DAN ASAS-ASAS MANJEMEN MENURUT AL-QUR’AN
Oleh: Ahmad Ari Suhud & Nurbiah
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi hal yang sangat penting adalah manajemen, karena manajemen dapat mengatur hal yang akan dilakukan oleh semua unsur yang ada dalam organisasi. Manajemen dalam organisasi pada dasarnya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan melalui pelaksanaan empat fungsi dasar: planning, organizing, actuating, dan controling dalam penggunaan sumber daya organisasi. Oleh karena itu aplikasi manajemen organisai hakikatnya adalah amal perbuatan sumber daya manusia organisasi yang bersangkutan.
Berkenaan dengan hal itu, al-qur’an telah menggariskan bahwa amal perbuatan manusia harus berorientasi bagi pencapaian ridha Allah SWT. Untuk mencapai ridha Allah tersebut harus berdasarkan niat yang ikhlas dan cara/usaha yang sesuai dengan hukum syariat Islam.
Dengan demikian, keberadaan manajemen yang dilandasi dengan nilai-nilai al-qur’an dalam sebuah organisasi harus dipandang pula sebagai suatu sarana untuk memudahkan implementasi Islam dalam kegiatan organisasi. Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada difungsikannya Islam sebagai kaidah berfikir dan kaidah amal dalam seluruh kegiatan organisasi. Nilai-nilai Islam inilah sesungguhnya yang menjadi nilai utama organisasi.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun akan mengkaji manajemen yang sesuai dengan nilai-nilai al-Qur’an baik dari sisi istilah manajemen maupun dari asas-asas manajemen.
B. Rumursan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana dinamika istilah manajemen menurut al-Qur’an?
2. Bagaimana ragam asas manajemen menurut al-Qur’an?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini dimaksudkan untuk:
1. Mengetahui dinamika istilah manajemen menurut al-Qur’an.
2. Memetakan ragam asas manajemen menurut al-Qur’an.













II. PEMBAHASAN
A. Dinamika Istilah Manajemen Menurut Al-Qur’an
Manajemen dapat diartikan sebagai seni mengatur untuk memperoleh tujuan. Menurut Ricky W. Griffin manajemen berarti sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.[1] Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan sesuai dengan jadwal.
Ramayulis menyatakan pengertian yang sama dengan hakikat manajemen dalam bahasa arab adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan deviasi dari kata dabbara (mengatur),[2] Namun, menurut Yunus dalam Syafaruddin lebih rinci lagi yakni kata yudabbiru diartikan mengarahkan, mengelola, melaksanakan, menjalankan, mengatur atau mengurusi. Asal kata dari dabbara artinya mengaturkan dan mudabbir artinya orang yang pandai mengatur atau pengatur dan mudabbar artinya yang diatur. [3]
 Kata dabbara dan sejenisnya setidaknya ditemukan sebanyak 4 kali   di dalam ayat–ayat al Qur’an seperti firman Allah dalam QS Yunus/10: 3.

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ إِذۡنِهِۦۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ٣


Terjemahnya:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ´Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa´at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran.[4]
Sejalan dengan ayat di atas QS Yunus/10: 31
قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَمَن يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُۚ فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٣١
Terjemahnya:

Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"[5]
demikian pula dalam QS al-Rad/13: 2.
ٱللَّهُ ٱلَّذِي رَفَعَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ بِغَيۡرِ عَمَدٖ تَرَوۡنَهَاۖ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَۖ كُلّٞ يَجۡرِي لِأَجَلٖ مُّسَمّٗىۚ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ يُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّكُم بِلِقَآءِ رَبِّكُمۡ تُوقِنُونَ ٢
Terjemahnya:

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ´Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.[6]


dan QS. al Sajdah/32: 5.
يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ ثُمَّ يَعۡرُجُ إِلَيۡهِ فِي يَوۡمٖ كَانَ مِقۡدَارُهُۥٓ أَلۡفَ سَنَةٖ مِّمَّا تَعُدُّونَ ٥
Terjemahnya:
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu  tahun menurut perhitunganmu.[7]
Dari empat ayat di atas terdapat kata yudabbiru al amra yang berarti mengatur urusan.[8] Dengan begitu, dapatlah dipahami bahwa manajemen erat kaitannya dengan pengaturan, maka al-Qur’an secara tegas memberikan informasi bahwa Allah swt. adalah pengatur (manager)  yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan semesta alam.
Istilah managemen dalam al-Quran selain menggunakan kata dabbara, juga menggunakan kata Idarah. Idarah adalah suatu keadaan timbal balik, berusaha supaya menaati peraturan yang telah ada.[9] Idarah dalam pengertian umum adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan manusia yang berhubungan dengan perencanan dan pengendalian segala sesuatu secara tepat guna.[10]
Sejalan dengan pendapat di atas manajemen disebut juga dengan (سياسة- إدارةتدبير) yang bersal dari lafadz (ساس – أدار – دبر). Menurut S. Mahmud al-Hawary,m anajemen (al-idarah) adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya.[11]
Dari kata di atas memberi gambaran bahwa manajemen merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai pekerjeaannya masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi fokus utama.
Konsep  manajemen dalam al-Qur’an sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep manajemen secara umum. Baik dari pengertiannya maupun fungsinya, adapun istilah-istilah yang digunakan untuk menggambarkan fungsi manajemen diantaranya:
1. (التنخطيط ) Planning
Planning yaitu perencanaan/gambaran dari sesuatu kegiatan yang akan datang dengan waktu, metode tertentu[12] sebagaimana firman Allah QS. al-Anfal/8: 60

وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ ٦٠
Terjemahnya:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).[13]
firman Allah QS al-Hasyar/59: 18)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ١٨
Terjemahannya:
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan [14]
Dari kedua ayat di atas menggambarkan bahwa Setiap apa yang akan diperbuat oleh manusia maka ia harus mempertanggung jawabkannya. Agama mengajarkan umatnya untuk membuat perencanaan yang baik dan terukur, karena setiap pekerjaan akan menimbulkan sebab dan akibat. Adanya perencanaan yang baik akan menimbulkan hasil yang baik.
 2. (التنظيم) Organizing
Terdapat dua kata bantu yang terdapat dalam al-Qur’an untuk mempelajari pengorganisasian ini. Kata tersebut adalah Shaff dan ummat. Kata shaff ini dengan organisasi. Jadi organisasi menurut analisis kata ini adalah suatu perkumpulan atau jamaah yang mempunyai sistem yang teratur dan tertib untuk mencapai tujuan bersama. [15] Dalam QS. al-Shaff /61: 4 dikemukakan:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِهِۦ صَفّٗا كَأَنَّهُم بُنۡيَٰنٞ مَّرۡصُوصٞ ٤




Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.[16]
dan didalam QS Al-Imran/3:103 Allah berfirman:

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ١٠٣
Terjemahnya:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.[17]
Maksud dari kata shaff pada ayat pertama menurut al-Qurtubi adalah menyuruh masuk dalam sebuah barisan (organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan.[18] Sedangkan ayat kedua hanya mengisyarakatkan pentingnya kebersamaan (organisasi) dan larangan bercerai berai didalam suatu ummat. Jadi prinsipnya semua harus dikerjakan sesuai dengan pengaturan masing-masing baik itu pembagian kerjanya agar tidak tumpang tindih dalam pelaksanaan tugasnya atau dengan prinsip “ringan sama dijinjing berat sama dipikul”.


3. ( ااتنسيق) Actuating
Proses manajemen actuating (pengarahan) merupakan hal yang sangat penting, karena secara langsung berhubungan dengan manusia yang bersangkutan di dalam prosesnya. Fungsi ini bisa dilakukan jika mempunyai perencanaan dan struktur organisasi yang matang.
Menurut  G.R. Terry dalam Zidarti actuating adalah usaha untuk menggerakkan semua anggota-anggota sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan untuk bekerja dengan ketulusan hati, dan mempunyai gairah untuk mewujudkan tujuan organisasi yang berdasarkan pada perencanaan serta penggorganisasian yang telah ada[19].
Di dalam QS. Al Taubah/9: 105 Allah berfirman:

وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ١٠٥
Terjemahnya:
 Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.[20]

Dari ayat di atas dapatlah dipahami bahwa dibuthkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama semua sumber, dan SDM harus dimaksimalkan dan dioptimalkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


 4. (الرقابه ) Controlling
Controling dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan organisasi dan manajemen tercapai.
Dalam Al-Qur’an menyebutkan mengenai mengontrol dan mengoreksi kepada diri sendiri dan ancaman bagi yang melanggarnya. Yaitu terdapat pada QS. Al-Tahrim/66: 6 Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ٦
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.[21]

Sejalan dengan ayat di atas tentang pengawasan Allah swt. berfirman dalah QS. Qaf/50: 17-19

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهِۦ نَفۡسُهُۥۖ وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ ٱلۡوَرِيدِ ١٦ إِذۡ يَتَلَقَّى ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٞ ١٧  مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ ١٨

Artinya: (16). Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (17). (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (18). Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.[22]
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Agar pencapaian tujuan dapat terlaksana dengan baik maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit, sehingga dapat diketahu jika terjadi penyimpangan-penyimpangan sejak dini.
B. Asas-Asas Manajemen Menurut Al-Qur’an
Manajemen secara umum memiliki beberapa asas, al-Qur’an mensinyalir beberapa asas-asas manajemen diantaranya:
1. Musyawarah
Musyawarah adalah hal yang tidak boleh dilupakan oleh seorang leader yang hendak menuntaskan suatu perkara agar keputusan yang diambil bukan merupakan keputusan keputusan yang egois dari seorang manager artinya keputusan yang dihasilkan secara musyawarah. Pada umumnya  metode musyawarah melahirkan keputasan yang matang karena melalui proses yang penuh pertimbangan.
Agama memerintahkan agar semua urusan itu diputuskan dengan musyawarah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Asy-Syura/42: 38.
وَٱلَّذِينَ ٱسۡتَجَابُواْ لِرَبِّهِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَمۡرُهُمۡ شُورَىٰ بَيۡنَهُمۡ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣٨
Terjemahnya:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. [23]
Dan dalam QS. Ali-Imran/3: 159
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ ١٥٩
Terjemahnya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [24]
Kandungan dari kedua ayat di atas  adalah tuntutan dimana setiap orang baik itu pemimpin atau bukan sangat dituntut untuk tidak memiliki sifat egois, akan tetapi setiap permasalahan itu haruslah diselesaikan dengan musyawarah, contohnya urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan manajemen politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
2. Efektif dan Efisien
Menurut Wayan Sidarta; “pekerjaan yang efektif ialah pekerjaan yang memberikan hasil seperti rencana semula, sedangkan pekerjaan yang efisien adalah pekerjaan yang megeluarkan biaya sesuai dengan rencana semula atau lebih rendah, yang dimaksud dengan biaya adalah uang, waktu, tenaga, orang, material, media dan sarana.[25]
Kedua kata efektif dan efisien selalu dipakai bergandengan dalam manajemen karena manajemen yang efektif saja sangat mungkin terjadinya pemborosan, sedangkan manajemen yang efisien saja bisa berakibat tidak tercapainya tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.
Ayat-ayat  al-Qur’an  yang  dapat  dijadikan  acuan tentang  efektif  adalah
QS. al-Kahfi/18: 103-104.

قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ أَعۡمَٰلًا ١٠٣ ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُهُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّهُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا ١٠٤

Terjemahannya:

(103). Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? (104). Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.[26]
Sedangkan tentang efesien Allah swt. berfirman dalam QS Al-Isra/7: 26-27
وَءَاتِ ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا ٢٦ إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورٗا ٢٧
Terjemahannya:
(26). Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.[27]
Dari kedua ayat di atas memberikan gambaran ketika seseorang akan melakukan suatu pekerjaan maka dia harus mampu melakukannya secara efektif dan efesien begitupun dalam manajemen yang menjadi salah satu asasnya adalah efektif dan efesien agar tujuan yang ingin dicapai dan terealisasi secara sempurna.
3. Kebersamaan
Berlatarbelakang sebagai makhluk sosial, maka manusia di muka bumi ini membutuhkan pasangan sehingga manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, akan tetapi manusia membutukan kebersamaan. Demikian halnya juga dengan manajemen dalam perspektif Islam yang menuntut kebersamaan walaupun dipisahkan oleh jurang perbedaan dan berbagai profesi dan tingkatan dalam manajemen.
Perintah untuk bersatu dan larangan bercerai berai dan permusuhan, sebagai firman Allah swt. dalam QS. Ali-Imran/3 : 103).
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ١٠٣
Terjemahannya:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [28]
Dalam QS. At-Taubah/9: 71 Allah SWT juga menyeru kita agar saling tolong menolong dalam kebaikan agar kebersamaan antara sesama muslim baik baik dia itu laki-laki atau perempuan.
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ ٧١
Terjemahannya:
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [29]
Dari dua ayat di atas mengidentifikasikan betapa pentingnya kebersamaannya secara tersirat dan pentingnya tolong menolong secara tertulis dan larangan itu saling bermusuh musuhan. Jadi konsep kebersamaan dalam asas manajemen menurut al-qur’an merupakan hal yang sangat penting.
Melakukan secara bersama-sama (berjamaah).  Berjamaah sangat diperlukan agar tidak bosan dan asal-asalan, sistim jamaah inilah sistim khas yang dimiliki oleh ummat islam dan tidak dimiliki oleh ummat lain. [30]
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-baqarah/2: 43 sebagai berikut:
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ ٤٣
Terjemahannya:
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta orang-orang yang ruku. [31]
Melakukan secara bersama-sama (berjamaah).  Berjamaah sangat diperlukan agar tidak bosan dan asal-asalan, sistim jamaah inilah sistim khas yang dimiliki oleh ummat islam dan tidak dimiliki oleh ummat lain.
Sehubungan dengan asas-asas manajemen di atas, berikut ini terdapat enam ciri-ciri manajemen islami sebagaimana yang dikemukakan oleh Effendi.
1.      Manajemen berdasarkan akhlak yang luhur (akhlakul karimah)
2.      Manajemen terbuka
3.      Manajemen yang demokratis
4.      Manajemen berdasarkan ilmiah
5.      Manajemen berdasarkan tolong menolong (ta’awun)
6.      Manajemen berdasarkan perdamaian[32]






III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah-istilah manajemen menurut al-qur’an menggunakan kata yudabbiru diartikan mengarahkan, mengelola, melaksankan, menjalankan, mengatur atau mengurusi. Asal kata dari dabbara artinya mengaturkan dan mudabbir artinya orang yang pandai mengatur atau pengatur dan mudabbar artinya yang diatur. Manajemen disebut pula dengan (سياسة- إدارةتدبير) yang bersal dari lafadz (ساس – أدار – دبر). Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (al-idarah) adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya.
 Asas-asas manajemen menurut al-qur’an diantaranya adalah musyawarah, efektif dan efesien dalam setiap aktivitas pekerjaan dan terkahir asas kebersamaan dimana manajemen tidak akan terlaksana tanpa adanya kebersamaan antara unsur-unsur yang ada didalam manajemen.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis berharap dapat memberikan informasi tentang asas-asas dan istilah-istilah manajemen menurut al-Qur’an dan kami sangat mengharapkan agar dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat konstruktif agar dapat direvisi dan disempurnakan dimasa mendatang.




DAFTAR PUSTAKA

Al Munjit Fil Loghat, Darul Masyreq, Beirut,tth.

Arjuna, Weli, M. Faturrahman, Faturrahman, dan M. Nurul Huda. Pengorganisasian Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits (Kajian Al-Qur’an Dan Hadits Tematik).

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Duta Ilmu: 2005.


Fauzi , Imron, Manajemen Pendidikan ala Rasulullah, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012.

Effendy, Mochtar EK. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Islam. Jakarta; Bhratara Karya Aksara: 1989.

KODI (Kordinator Da’wah Islam) DKI, Jakarta, Idaarah Masjid, (Management  Masjid).

Nawawi, Hadari , Administrasi Pendidikan, Surabaya, CV. Haji Mas Agung, 1997.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2010

Sidarta , Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, PT. Bina Aksara, 1999.
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Cet.I; Jakarta: Ciputat Press, 2005.

Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, Manajemen, diakses dari http://www.ririsatria.net/category/manajemen-organisasi, (3 Nopember 2015)

Zainarti. Manajemen Islami Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Iqra’ Volume 08 No.01 Mei, 2014


[1]Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, Manajemen, diakses dari http://www.ririsatria.net/category/manajemen-organisasi, (3 Nopember 2015)
[2]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2010).., h. 259
[3]Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Isla,. (Cet.I; Jakarta: Ciputat Press, 2005) h. 178
[4]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Duta Ilmu: 2005. h. 279
[5]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.285
[6]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.336
[7]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.586
[8]Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan ala Rasulullah, (Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2012) h. 68
[9]Al Munjit Fil Loghat, Darul Masyreq, Beirut,tth. hal.229.
[10]KODI (Kordinator Da’wah Islam) DKI, Jakarta, Idaarah Masjid, (Management  Masjid), hal.12
[11]Zainarti. Manajemen Islami Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Iqra’ Volume 08 No.01 Mei, 2014, h. 49
[13]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.249
[14]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.799
[15]Zainarti. Manajemen Islami Perspektif Al-Qur’an,  h. 51
[16]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.805
[17]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.79
[18]Weli Arjuna, M. Faturrahman, Faturrahman, dan M. Nurul Huda. Pengorganisasian Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits (Kajian Al-Qur’an Dan Hadits Tematik). Jurnal, h. 4-5
[19] Zainarti. Manajemen Islami Perspektif Al-Qur’an,  h. 53
[20] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.273
[21] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.820
[22]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h 748
[23]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.699
[24]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.90
[25] Made Sidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta, PT. Bina Aksara,:1999), h.4
[26] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.417
[27] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 388
[28] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 79
[29] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 266
[30] Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (CV. Haji Mas Agung, Surabaya: 1997), h. 78
[31]  Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 8
[32]  Mochtar Effendy EK. Manajemen suatu pendekatan berdasarkan islam, (Jakarta; Bhratara Karya Aksara:1989) h. 28
 

1 komentar: